LIRIK SHERINA CINTA PERTAMA DAN TERAKHIR

On Kamis, 08 Maret 2012 0 komentar

Sebelumnya tak ada yang mampu
mengajakku untuk bertahan dikala sedih
sebelumnya ku ikat hatiku
hanya untuk aku seorang
sekarang kau disini hilang rasanya
semua bimbang tangis kesepian

*kau buat aku bertanya
kau buat aku mencari
tentang rasa ini
aku tak mengerti
akankah sama jadinya bila bukan kamu
lalu senyummu menyadarkanku
kau cinta pertama dan terakhirku

sebelumnya tak ada mudah bagiku
tertawa sendiri di kehidupan yang kelam ini
sebelumnya rasanya tak perlu
membagi kisahku tak ada yang mengerti
sekarang kau disini hilang rasanya
semua bimbang tangis kesepian

back reff *

bila suatu saat kau harus pergi
jangan paksa aku tuk cari yang lebih baik
karena senyummu menyadarkanku
kaulah cinta pertama dan terakhirkuuuuu..... woouuuu......

back reff *
Read more ...»

CONTOH CERPEN KOMEDI : PENGALAMAN INDOMIE

On Selasa, 07 Februari 2012 0 komentar

Mungkin dari judul ini kalian membacanya sedikit aneh. Aku punya pengalaman dulu waktu liburan kenaikan kelas 9 aku diajak orang tua biasa liburan , aku kira ke ancol ternyata ke hutan rimba dan nginap pula disana. Tapi seru juga sih ketemu sama saudaraku orang utan yang baik dan amit-amit.
Pada suatu hari pagi nan sejuk dan dingin banget aku diajak ayahku menjelajah hutan yang penuh dikelilingi gunung yang indah (pastinya gunung itu indah). Tidak lama kemudian perutku laper dan kami pun beristirahat , bundaku yang buaik banget kadang cerewet membuatkan mie indomie untukku dengan pakai telur , sayur, dan pakai kuah alangkah kenyangnya perut ini.Setelah makan aku disuruh mandi karena badanku kotor banget paling di lihat dari atas pohon kelihatan kinclong bersihnya. Kembali ke topik, di hutan tempat buat mandinya sangar banget dan tidak pernah aku kira dan tidak ada shower yups aku mandi di sungai, mandi di sungai pun banyak cewek-cewek cantik bohai nyuci-nyuci jadinya bersemangat buat mandi deh. Waktu mandi aku lupa gak bawa shampo,shamponya ketinggalan dari situ aku kebingungan karena aku sudah gak keramas 10 hari dan dari situlah aku pakai kuahnya indomie buat shampo dan membuat rambutku jadi kinclong dan suehat. Sekian kawan ceritaku ini.
Read more ...»

Percintaan: LAKI-LAKI BULAN PURNAMA DAN PEREMPUAN SUKA MENYENDIRI

On 0 komentar


Beberapa waktu terakhir ini aku merindukan dia. Entah mengapa kadang aku membencinya. Bulan purnama mengingatku pada bayangan seorang laki-laki yang membuatku penasaran. Tapi dia tidak bisa aku sentuh , hanya suaranya yang selalu terdengar dari telingaku. Aku kadang tertawa sendiri, entah gila atau bayangan sandiwara tapi bukan sandiwara yang ada di sinetron.

 "Siapa sih kamu ?"
 " kamu tak perlu tahu siapa aku seperti aku tak pernah tahu siapa kamu "
 " Apa maumu ?"
 " Mauku seperti maumu juga. Aku sengaja datang untuk menemuimu yang suka menyediri dan selalu kesepian. Maaf aku tidak bisa menyetuhmu dan kamu juga tidak bisa mengkhyalkan diriku seperti kamu membuat cerpen saat ini "

Tidak lama kemudian suaranya hilang begitu saja. Matahari mulai terbit di sebelah timur dan bulan purnama pun semakin sirna, dan dia pun menghilang tanpa alasan yang jelas. Selama beberapa hari kemudian, aku tak pernah mendengar suaranya dan tak ada lagi yang menemaniku. Baru kusadari tanpa dia terasa asing bagiku.
Setelah aku pikir-pikir aku menamai dia "seorang laki-laki bulan purnama" karena dia sering datang saat bulan purnama. Jam 12 tengah malam waktu bulan purnama dia selalu hadir di hadapanku dan berbicara denganku. Dengan waktu singkat ini aku manfaatkan dengan baik terkadang aku dengan dia bertemu dengan waktu yang singkat dan tidak lama.
Dulu, pernah aku mencoba mencarinya di sudut-sudut kota. Tetapi hasilnya memang bener tidak ada. Dia bisa muncul saat bulan purnama saja dan bisa menghilang semaunya.
                               
                                                                 THE END
Read more ...»

Contoh Cerpen Persahabatan " Cempaka ungu "

On Jumat, 13 Januari 2012 0 komentar

Mungkin kalian heran, ya, mendengar nama itu. Itu nama kelompok belajarkku, yang terdiri dari aku, Merry, Dinda,Rosa,Jessica,dan Siti. O, ya namaku Jelita. Mudah di tebak kan pasti sejelita orangnya, hi hi hi.. Tidak kok, aku tidak bermaksud sombong. Aku hanya bergaul.
Kelompok belajar ini terbentuk atas usulku. Dan teman-teman yang kupilih adalah teman-teman dekatku di sekolah dan rumah kami juga berdekatan.
Sebenarnya sih aku meniru kakak kelasku yang sekarang kelas tiga SMP. Dan aku bermaksud mencobanya. Ternyata dengan kelompok belajar itu kepandaian kami bertambah. Yang tidak mengerti jadi mengerti, yang mengerti semakin mengerti. Kadang kamu juga saling mengajarkan.
Hasil dari kelompok itu, benar-benar di luar dugaan. Di kelass, nilai kami berada di atas rata-rata anak-anak yang lain.
Namun yang membuat kami tidak mengerti, banyak anak-anak yang lain iri. Pernah kudengar Melly, Reni, Dian membicarakan kami. Duh, sakit sekali telinga ini.
"Biarkan saja, Jelita" kata Rosa sambil makan pisang goreng yang kusediakan. Sore itu, kami baru saja selesai belajar dan kuceritakan semua yang kudengar.
"Mereka pasti iri karena keberhasilan kita" sambung Merry
"Lagi pula" sambung Dinda yang selalu memakai baju,bando,dan lain-lain yang serba putih *emang hantu apa* "salah mereka sendiri kenapa tidak membentuk kelompok belajar"
Benarkah itu? Kudengar ada beberapa anak yang membentuk kelompok belajar pula. Tapi hasilnya tidak semaju yang kami dapat?
"Pokoknya, kelompok cempaka ungu harus mengalahkan yang lain" kata Merry bersemangat. "Biar mereka tahu siapa kita"
Dan hasilnya memang seperti yang kami harapkan. Semester kedua ini, kamu berenam menduduki ranking satu sampai enam.
Seperti kuduga pula, anak-anak semakin iri dan dingin dengan kaami. Malah tertangkap kesan seolah mereka menjauhi kami.
Ketika kubicarakan hal itu kepada teman-teman, mereka hanya acuh tak acuh saja.
" Sudah kubilang, biarlah saja" kata Jesssica. "kita tak perlu ambil pusing dengan mereka" sambung Siti.
"Jeli, kelompok kita iya kelompok kita, kelompok mereka iya kelompok mereka. Tak usah di campurkan, kitalah yang teratas" kata Dinda.
"kata guru kita, we are the best"
Aku hanya menurut saja. Tapi lama-kelamaan aku jadi tidak enak. Kupikir ada yang salah. Tapi apa? Aku tidak tahu. Dulu, ketika kelompok belajar kami terbentuk, kami masih sering pula mengajarkan anak-anak yang tidak bergabung dalam kelompok belajar kami. Tapi akhir-akhir ini tidak.
Ini usul Siti "Buat apa kita mengajari anak-anak yang tidak ikut dalam kelompok kita? enak mereka dong."
Namun, apa iya masalah itu muncul karena kami tidak membagi ilmu yang lain? Atau karena kami menyendiri, sudah merasa besar, dan meremahkan yang lain. "itu penyebabnya! Walaupun yang lain tidak ikut bergabung dengan kelompok kalian, tapi kalian jangan sombong. Terutama pada yang lain. Jangan merasa besar dulu. Kelompok belajar itu bertujuan untuk saling mengajarkan dan membagi ilmu. Bukan hanya anggota dalam kelompoknya tapi juga antar kelompok"
Kata-kata dari hatiku yang terdalam aku mencoba untuk merenung dan mencernanya.
Hmm, benar juga. Ya itu penyebabnya. Kami sudah merasa besar, selalu menyendiri dan kadang sikap kami terlalu sombong. Sebaiknya aku memberitahu yang lain.
Keesokan paginya di sekolah, kukatakan semua isi hatiku kepada teman-temanku. Yang lain terdiam merenungkan kata-kataku dan satu per satu menggangguk setuju dengan dugaan itu.
"Yah, kita sudah merasa besar" Kata Rosa
"Kita sombong" sambung Merry.
"Dan kita selalu menyendiri" lanjut Dinda.
Aku tersenyum dan senang teman-temanku mau menyadari kesalahan mereka.
"Mulai sekarang, sikap seperti itu harus kita rubah" kataku "kita harus bergabung kembali dengan yang lain. Setuju kan?"
Mereka mengangguk. Aku mendesah lega. Hmm.. Kelompok cempaka ungu sebentar lagi akan mengembangkan sayapnya. Ya, itu harus. Di ibaratkan air laut, di ambil tidak akan habis. Begitu pula dengan belajar. Tak ada habisnya.




                                          -----THE_END----

Read more ...»